SIFATFISIKA DAN KIMIA I.3.1. SIFAT FISIKA Proses ini dapat dicegah dengan penambahan antioksidan, misalnya hidrokinon, mono etil eter, dan etil galat. Disamping itu, ada beberapa jenis minyak atsiri mengandung antioksidan alamiah yang belum diketahui strukturnya. Antioksidan merupakan senyawa yang mudah teroksidasi jika terkena oksigen
Kelarutaneter dalam air jauh lebih kecil daripada kelarutan alkohol, sehingga umumnya eter tidak bercampur dengan air. Selain sifat fisik, eter juga mempunyai sifat kimia, yaitu 1). eter kurang reaktif dibandingkan alkohol, kecuali dalam hal pembakaran;
Sifatfisik - Alkohol merupakan cairan jernih tak berwarna dan berbau khas. - Eter merupakan cairan tak berwarna yang mudah menguap dan terbakar, berbau enak dan bersifat membius. - Titik didih eter lebih rendah daripada alkohol dengan jumlah atom karbon yang sama. Karena alkohol memiliki ikatan hidrogen sedangkan eter tidak. 2.
SifatFisika dan Kimia Alkana . Selamat malam semuanya ^^, malam ini saya akan membagikan tentang sifat fisika dan kimia Alkana, dan sekaligus mengucapkan selamat datang bulang oktober 2014 ^^, langsung saja Pelarut yang baik untuk Alkana adalah pelarut nonpolar, misalnya Eter. Pada suku kamar, 4 suku pertama alkana berwujud gas, suku ke-5
I TUJUAN. 1. Mempelajari sifat kimia aldehid dan keton. 2. Mempelajari tes untuk membedakan aldehid dan keton. II. TEORI DASAR. Aldehid dan keton merupakan senyawa yang mempunyai gugus karbonil. Aldehid mempunyai sedikitnya satu hydrogen yang terikat pada karbon karbonil , sedangkan keton tidak mempunyai hydrogen yang terikat pada karbonil
poster pelestarian hewan dan tumbuhan yang mudah digambar dan simple. Di dalam artikel ini kamu dapat menemukan informasi lengkap tentang sifat fisika dan kimia, reaksi-reaksi, pembuatan dan kegunaan dari ester. Sifat Fisika dan Kimia, Pembuatan dan Kegunaan EsterSifat Fisika EsterTitik DidihSama seperti senyawa lain, gaya antar molekul juga berpengaruh dalam titik didih senyawa ester. Ester memiliki gugus fungsi – COO -. Karena tidak ada atom hidrogen pada gugus fungsinya, ester tidak dapat membentuk ikatan hidrogen antar sesama ester dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air. Oleh karena itulah, dengan Mr yang sama, titik didih ester lebih rendah dibandingkan isomernya yaitu asam karboksilat. Sebagai contoh etil etanoat yang merupakan senyawa ester yang mendidih pada suhu 77,1 degC. Sedangkan titik didih asam butanoat yang Mr-nya sama dengan ester mendidih hampir dua kali lipat dibandingkan etil etanoat yaitu pada suhu 164 degC. Titik didih senyawa ester sebanding dengan Mr-nya. Semakin besar Mr, maka semakin tinggi pula titik didih senyawa esternya. Senyawa ester dengan atom karbon kurang dari 5 berwujud cair pada suhu kamar. Sedangkan senyawa ester yang punya atom karbon lebih dari 5 akan berwujud padat pada suhu Senyawa Ester di Dalam AirEster rantai karbon pendek adalah senyawa yang bersifat polar. Oleh karena itulah ester larut di dalam air. Ester larut di dalam air disebabkan karena senyawanya dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air. Kelarutan ester berbanding terbalik dengan Mr senyawa. Semakin besar Mr senyawa, maka semakin panjang pula rantai karbon yang terikat pada gugus fungsinya sehingga sifat non polar dari rantai karbon ini akan lebih dominan. Rantai karbon ini dapat menghalangi pembentukan ikatan hidrogen antar senyawa ester dengan air. Akibatnya, senyawa esternya menjadi sukar satu ciri khas dari senyawa ester adalah memiliki aroma yang harum. Ester merupakan senyawa yang bertanggung jawab terhadap aroma dan rasa seluruh buah-buahan dan bunga. Berikut adalah daftar beberapa senyawa ester beserta aromnya yang format = raspberryAlil heksanoat, butil butanoat dan etil heksanoat = nanasBenzil asetat dan isobutil serta propil etanoat = pirMetil fenilasetat = maduEtil butanoat = pisangNonil kaprilat = jerukPentil asetat dan etil pentanoat = apelEtil heptanoat = aprikotPropil isobutirat = rumSemakin panjang rantai karbon dari senyawa esternya, aroma yang dimiliki juga Kimia EsterPada bagian ini kita akan mempelajari reaksi-reaksi kimia ester dengan persamaan umum untuk reaksi dan Reaksi HidrolisisJika ester dihidrolisis direaksikan dengan air, maka akan dihasilkan kembali asam karboksilat dan alkohol pembentuknya. Jadi, hidrolisis ester merupakan kebalikan dari reaksi umum untuk reaksi hidroliss ester adalahRCOOR/ + H2O RCOOH + ROHPada reaksi diatas, gugus alkanoat ester akan berubah menjadi asam karboksilat dan gugus alkilnya yang menjadi hidrolisis etil etanoalCH3COOCH2CH3 + H2O CH3COOH + CH3CH2OHEtil etanoat Asam asetat EtanolProduk reaksi hdrolisi etil etanoat adalah asam setat dan hidrolisis ester menjadi alkohol dan asam alkanoat asam karboksilat termasuk reaksi substitusi. Reaksi hidrolisis ester dapat dipercepat dengan katalis asam seperti asam klorida atau asam sulfat encer. Tetapi, yang bertindak sebagai katalis dalam reaksi hidrolisis ester sebenarnya adalah ion H3O+ yang dihasilkan oleh asam-asam tersebut ketika mengion di dalam Reaksi TransesterifikasiApa yang dimaksud dengan reaksi trans esterifikasi? Reaksi transesterifikasi adalah reaksi pergantian gugus alkil dari suatu ester dengan gugus alkil dari alkohol. Jadi reaksi transesterifikasi merupakan reaksi antar ester dengan umum untuk reaksi transesterifikasi ester dan alkohol adalahRCOOR’ + R”OH RCOOR” + R’OHSebagai contoh, berikut adalah reaksi transesterifikasi antar etil etanoat dengan + C3H7OH CH3COOC3H7 + CH2H5OHEtil etanoat Propanol Propil asetat EtanolMengalami Reaksi AmonolisisReaksi amonolisis adalah reaksi pembuatan senyawa amina R = CONH2 dari ester dan amonia NH3. Reaksi ini berlangsung lambat. Persamaan umum untuk reaksi amonolisis adalahRCOOR’ + NH3 ==> RCONH2 + R’OHPada reaksi diatas, gugus amina - NH2 menggantikan gugus alkil dari esternya. Berikut adalah reaksi amonolisis antara etil etanoat dan + NH3 ==> CH3CONH2 + CH3CH2OHEtil etanoat Amonia Esetamida EtanolBereaksi dengan PCl5Ester bereaksi dengan PCl 5, mirip dengan eter, menghasilkan senyawa asil dan alkil umum untuk reaksi PCl5 dengan ester adalahRCOOR’ + PCl5 ==> RCOCl + R’Cl + POCl3ContohHCOOCH3 + PCl5 ==> HCOCl + CH3Cl + POCl3sumber dari reaksi-reaksi ester diatas adalah dari situs EsterEsterifikasi Cara paling umum untuk membuat senyawa ester tentunya adalah melalui reaksi esterifikasi asam karboksilat dan alkohol. Persamaan umum untuk reaksi esterifikasi adalahRCOOH + R’OH RCOOR’ + H2OReaksi esterifikasi berlangsung dengan bantuan pemanasan dan menggunakan katalis asam seperti asam asam format HCOOH dan metanol CH3OHHCOOH + CH3OH HCOOCH3 + H2OProduk yang dihasilkan adalah metil EsterBerikut adalah beberapa kegunaan dari ester dan memiliki aroma dan rasa yang enak, ester biasanya digunakan untuk membuat parfum, minyak esensial, memberi rasa pada makanan dan juga digunakan untuk membuat juga digunakan sebagai pelarut untuk senyawa-senyawa organikLemak dan minyak merupakan contoh senyawa ester yang dibuat dari asam lemak asam karboksilat dan gliserol polihidroksi alkohol.Senyawa ester nitrogliserin digunakan untuk membuat bahan peledakEster juga digunakan untuk membuat surfaktan zat penurun tegangan permukaan seperti sabun dan deterjenBeberapa polimer adalah senyawa ester. Contohnya adalah poliester seperti dakron yang dibuat dari asam tereftalat asam karboksilat dan etilen glykol alkohol melalui reaksi esterifikasiBeberapa jenis obat-obatan juga merupakan ester. Contohnya adalah itulah informasi lengkap mengenai sifat fisika dan kimia, reaksi reaksi, pembuatan fan kegunaan ester dalam kehidupan sehari – hari. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kamu yang telah berkunjung ke blog ini. Terima kasih.
Eter adalah senyawa kimia yang gugus fungsinya ditandai dengan memiliki dua rantai karbon yang dihubungkan melalui atom oksigen RO-R , di mana R adalah gugus alkil yang terkait dengan oksigen. Sifat fisik dan struktural Secara struktural eter dapat dianggap sebagai turunan dari air atau alkohol, di mana satu atau lebih hidrogen telah ditukar dengan rantai karbonat. Struktur sudut eter dapat dipahami jika kita memperhitungkan hibridisasi sp ^ 3 untuk oksigen, yang memiliki dua pasangan elektron yang tidak digunakan bersama. Ia tidak dapat membentuk ikatan hidrogen dengan dirinya sendiri, titik didih dan titik lelehnya jauh lebih rendah daripada alkohol terkait. Oksigen elektronegatif memberikan eter momen dipol sedikit , dan titik didihnya umumnya, meskipun serupa, lebih tinggi daripada alkana yang yang ada antara ikatan karbon-hidrogen-karbon tidak khas 180º, sehingga momen dipol yang ada pada masing-masing ikatan CO tidak dibatalkan, yang akibatnya menyebabkan eter memiliki momen dipol yang dapat kita sebut eter siklik, mereka berperilaku seolah-olah mereka asiklik karena sifat kimia dari gugus fungsi yang bersangkutan persis sama, terlepas dari apakah itu rantai terbuka atau cincin. Eter siklik yang paling umum, seperti tetrahidrofuran atau dioksan, digunakan secara teratur sebagai pelarut , karena mereka inert, meskipun benar bahwa mereka dapat pecah ketika diperlakukan dengan asam yang sangat eter siklik, satu-satunya yang berperilaku berbeda adalah senyawa siklik yang terdiri dari tiga anggota, yaitu yang disebut epoksida . Bagi mereka, ketegangan yang dimiliki cincin memberi mereka reaktivitas kimia yang agak khusus, dan mungkin fakta inilah yang membuat mereka sangat berguna dalam hal sintesis kimia. Eter sedikit larut dalam air dan kurang berwarna. Mereka memiliki aroma yang menyenangkan seperti yang terjadi pada ester. Eter terkecil ditemukan dalam kondisi normal dalam wujud gas, dan terberat dalam wujud padat. Sifat kimia Eter umumnya memiliki reaktivitas kimia yang sangat kecil, hal ini disebabkan karena sulitnya memutuskan ikatan karbon-oksigen CO. Itulah mengapa mereka sangat sering digunakan sebagai pelarut tipe inert dalam reaksi kimia organik. Eter tidak memiliki hidrogen aktif seperti senyawa lain alkohol atau asam dapat hadir. Karena itu, eter bersifat inert terhadap senyawa logam seperti unsur golongan pertama tabel periodik atau lainnya seperti litium. Mereka membutuhkan panas untuk dapat terurai, hanya dengan demikian dapat bereaksi dengan beberapa ketika mereka terkena udara, mengalami oksidasi lambat, kapur menimbulkan peroksida cukup tidak stabil dan sangat sedikit mudah menguap. Peroksida ini berbahaya ketika kita melanjutkan untuk menyuling eter, karena mereka cenderung terkonsentrasi pada residu distilasi, dan dapat menghasilkan ledakan. Untuk menghindari efek yang tidak diinginkan ini, eter harus diawetkan dengan benang natrium, atau cukup dengan menambahkan sedikit zat pereduksi, seperti LiAlH4, sebelum memulai distilasi.
1. Sifat Fisik dan Sifat Kimia Dari A. Halo Alkana Sifat Fisik - Memiliki titik didih lebih tinggi daripada alkana asalnya. Makin panjang rantai karbon makin tinggi titik didihnya. - Pada suhu kamar haloalkana rantai pendek berwujud gas, sedang haloalkana rantai panjang berwujud cair sampai padat. Sifat Kimia - Dapat disubstitusi dengan suatu basa kuat. - Dapat mengalami reaksi eliminasi membetuk alkena. - Jika direaksikan dengan logam Na menghasilkan alkana dengan perpanjangan rantai atom karbon dua kali semula Sintesis Wurtz. B. Alkohol Sifat fisik - Alcohol monohidroksi suku rendah jumlah atom karbon 1-4 berupa cairan tidak berwarna dan dapat larut dalam air dengan segala perbandingan. - Kelarutan alcohol dalam air makin rendah bila rantai hidrokarbonya makin panjang. - Makin tinggi berat molokul alcohol, maka tinggi pula titik didih dan viskositasnya. - Alcohol yang mengandung atom karbon lebih dari 12 berupa zat padat yang tidak bewarna. - Alcohol suku rendah tidak memepuanyai rasa, akan tetepi memeberikan kesan panas dalam mulut. Sifat Kimia - Oksidasi alcohol primer, dengan menggunakan natrium bikromat dan asam silfat akan menghasilkan suatu aldehida dan air. - Oksidasi alcohol skunder, dengan menggunakan natrium bikromat dan asam sulfat akan menghasilkan suatu keton dan air. - Oksidasi alcohol tersier,oleh oksigen akn menghasilkan campuran asam karboksilat, keton, karbondiokaida dan air. - Reaksi dengan natrium, alcohol bereksi dengan logam natrium menghasilkan suatu alkoksida. - Reaksi dengan asam halida, menghasilkan alkil halida dan air. - Esterifikasi , alcohol bereaksi dengan asam karboksilat menghasilkan ester dan produk sampingan berupa air. - Dehidrasi alcohol, dengan suatu asam sulfat akan menghasilkan alkenan dan air. C. Eter Sifat Fisik - Eter adalah cairan tidak berwarna yang mudah menguap dengan bau yang khas. - Eter tidak larut air, akan tetapi larut dalam pelarut nonpolar. - Eter mudah terbakar dengan nyala bening yang jernih karena uap eter membentuk campuran yang eksplosif dengan udara. - Eter dapat melarutkan lemak, minyak, resin, alkaloid, brom, dan iod. Sifat kimia - Oksidasi suatu eter dengan campuran kalium bikromat dan asam sulfat akan menghasilkan aldehida. - Reaksi dengan asam sulfat Eter dapat bereaksi dengan asam sulfat menghasilkan suatu alcohol dan asam alkana sulfonat. - Eter dapat bereaksi dengan asam iodida menghasilkan campuran alkohol dengan alkil halida. - Hidrolisis dengan asam sulfat suatu eter akan menghasilkan alkohol. - Halogenasi Eter dapat mengalami reaksi substitusi oleh halogen. Substitusi terjadi pada atom Hα. D. Aldehida Sifat fisik - Aldehida dengan 1-2 atom karbon formaldehida, dan asetaldehida berwujud gas pada suhu kamar dengan bau tidak enak. - Aldehida dengan 3-12 atom karbon berwujud cair pada suhu kamar dengan bau sedap. - Aldehida dengan atom karbon lebih dari 12 berwujud padat pada suhu kamar. - Aldehida suku rendah formaldehida, dan asetaldehida dapat larut dalam air. - Aldehida suku tinggi tidak larut air. Sifat Kimia - Oksidasi aldehida dengan campuran kalium bikromat dan asam sulfat akan menghasilkan asam karboksilat. - Aldehida dapat mereduksi larutan Fehling menghasilkan endapan merah bata dari senyawa tembagaI oksida. - Aldehida dapat mereduksi larutan Tollens menghasilkan cermin perak. E. Ketaon Sifat Fisik - Titik didih keton relatif lebih tinggi daripada senyawa hidrokarbon dengan massa molekul relatif yang hampir sama. Misal titik didih propana adalah -44,5 °C sedangkan titik didih 2-propanon adalah 56,2 °C. - Larut dalam air. Homolog yang lebih tinggi kurang larut dalam air. - Banyak keton yang memiliki bau harum. Sifat Kimia - Keton tidak dapat dioksidasi oleh pereaksi Fehling dan Tollens. Inilah yang membedakan keton dengan aldehid. F. Asam Karboksilat Sifat Fisik - Asam karboksilat mempunyai titik didih lebih tinggi daripada senyawa organik golongan lain yang berat molekulnya sebanding. - Kelarutan asam karboksilat dalam air lebih besar daripada alkohol, eter, aldehida, dan keton yang berat molekulnya sebanding. - Kelarutan asam karboksilat dalam air menurun seiring dengan meningkatnya berat molekul. - Asam karboksilat dengan 1-4 atom karbon dapat larut sempurna dalam air. Sifat Kimia - Asam karboksilat bereaksi dengan basa menghasilkan garam dan air. - Reduksi asam karboksilat dengan katalis litium alumunium hidrida menghasilkan alkohol primer. - Asam karboksilat bereaksi dengan tionil diklorida membentuk klorida asam, hidrogen klorida dan gas belerang dioksida. - Dengan alkohol, asam karboksilat membentuk ester. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi kesetimbangan. - Dengan amonia, asam karboksilat membentuk amida dan air. - Pada suhu tinggi, asam karboksilat terdekarboksilasi membentuk alkana. - Asam karboksilat dapat bereaksi dengan halogen dengan katalis phosfor membentuk asam trihalida karboksilat dan hidrogen halida. G. Ester Sifat Fisik - Molekul ester bersifat polar. - Titik didih ester terletak antara keton dan eter dengan massa molekul relatif yang hampir sama. - Ester dengan massa molekul relatif rendah larut dalam air. - Ester dengan sepuluh karbon atau kurang berupa cairan yang mudah menguap dan baunya enak seperti buah-buahan. Sifat Kimia - Hidrolisis ester akan menghasilkan asam karboksilat dan alcohol - Ester bereaksi dengan amonia dan membentuk amida dan alcohol - Ester dapat melakukan reaksi transesterifikasi dengan alcohol sehingga menghasilkan ester yang berbeda. - Ester bereaksi dengan pereaksi Grignard memebentuk suatu keton. - Reduksi ester dengan katalis tembaga II oksida dan tembaga II kromat akan menghasilkan alcohol primer.
sifat fisika dan kimia eter